Click this!!!

Postingan Terbaru


Rabu, 05 Desember 2012

SEKOLAH YANG ’MEMANUSIAKAN’ MANUSIA

Judul Buku          : Sekolahnya Manusia
Penulis                 : Munif Chatib
Penerbit              : Kaifa (Mizan)
Halaman              : 185
       Pada awal-awal tahun ajaran baru banyak sekolah yang menawarkan tawaran iklan memikat pada saat pendaftaran murid baru. Menampilkan kualitas dan kompetensi sekolah yang dikemas semenarik mungkin lewat brosur atau pamflet yang disebarkan. Semuanya bertujuan untuk merayu orang tua agar mau menyekolahkan anaknya di tempat tersebut. Belum lagi biaya yang yang kerap menjadi tren sosial tersendiri.
Di masyarakat kita saat ini bahkan tumbuh budaya bahwa sekolah yang berkualitas itu diukur dari mahal dan murahnya biaya yang harus dibayar, serta hebat atau tidaknya fasilitas yang ditawarkan.
Dengan banyaknya sistem pengajaran yang berlaku, para murid pun seolah disulap menjadi robot. Mereka dipaksa menerima materi pelajaran yang sifatnya memaksa dan membuat mereka bingung. Dampaknya materi pelajaran yang diberikan dengan sistem yang dipaksakan tersebut, tidak mampu dicerna murid. Akhirnya murid yang gagal itu, dipandang sebagai murid yang “bermasalah”
Munif Chatib, konsultan pendidikan dan manajemen yang juga trainer Lazuardi Next, menjawab dengan gamblang dalam buku “Sekolahnya Manusia”. Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman Munif Chatib sebagai konsultan pendidikan dan distance learning-nya dengan Bobbi DePorter sang tokoh Quantum Learning. Buku “Sekolahnya Manusia” disuguhkan dengan bahasa sederhana, enak dibaca, dan mudah dicerna. Kita tidak akan menemukan teori dan cara-cara pengajaran yang blibet, apalagi membuat dahi berkerut. Kita seperti hadir di ruang kelas.
Secara garis besar, Sekolahnya Manusia, memaparkan dengan terang tentang: Penerapan Multiple Intelligences (MI) sejatinya, Penerimaan siswa baru tanpa tes, tetapi melalui metode  Multiple Intelligences Research (MIR), Bagaimana melejitkan setiap siswa sesuai kecerdasan uniknya, Bagaimana menjadikan pembelajaran menyenangkan, menarik, dan memotivasi dengan Multiple Intelligences System (MIS), Bagaimana membuat guru makin kreatif dengan lesson plan-nya, Bagaimana mengubah orang tua makin memahami anak-anaknya, Bagaimana membuat sekolah benar-benar unggul, dan kisah nyata dari mereka yang mengalami pencerahan dari MI.
Dalam buku ini, juga diceritakan bagaimana menerapkan Multiple Intelligences System (MIS) di SMP Yayasan Islam Malik Ibrahim (YIMI) – sebuah sekolah di Gresik, Jawa Timur – yang sudah terancam ambruk. Harian Jawa Pos, bahkan pernah menulis SMP YIMI, satu-satunya lembaga pendidikan di Indonesia yang berani menerima murid baru tanpa melalui tes. Karena, seperti ditulis dalam buku ini, mereka menganut the best process, bukan the best in put.
Masuk sekolah tanpa proses tes, tentu menabrak pakem umum yang telah berlaku bertahun-tahun. Pun, itu juga tak mudah. Banyak pihak meragukan cara ini dengan tanda tanya besar. Bagaimana mungkin bisa meluluskan murid-murid terbaik jika bahan bakunya saja tidak disaring? Nyatanya, Munif Chatip membuktikan dengan sistem pengajaran MIS-nya, murid SMP YIMI, lulus 100 persen dengan hasil rata-rata unas 27,58. Kenyataan ini, memupus kekhawatiran masyarakat tentang efektifitas MIS.
Kisah-kisah anak murid yang menurut kebanyakan orang “bermasalah”, melalui MIS justru menemukan kualitas terhebatnya. Tidak ada anak yang bodoh dalam konsep MI. Di dalam buku ini, banyak disajikan kisah-kisah nyata itu. Dengan menerapkan sistem pendidikan berbasis Multiple Intellegence, akhirnya menegaskan sebuah keyakinan para guru bahwa setiap anak memiliki kelebihan. Dalam MI mengidentifikasikan 8 jenis kecerdasan yang dicetus oleh Howard Gardner. Sejak diterbitkannya awal Mei lalu, Buku ini mendapat perhatian serius dari berbagai aktivis pendidikan.
Berselancar kata demi kata, kita juga akan menemukan jawab tentang hakikat sekolah unggul. Sebuah kesimpulan menarik dalam buku ini, tegas menggaris bawahi, bahwa sekolah unggul adalah sekolah yang memanusiakan manusia. (Peresensi: Syerli Yenita, karyawan Ponpes Perguruan Diniyyah Puteri Padangpanjang)

NB: Resensi ini pernah diterbitkan di Harian Singgalang  pada tanggal 14 Mei 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. FLP Sumbar: SEKOLAH YANG ’MEMANUSIAKAN’ MANUSIA . All Rights Reserved
Template modify by Creating Website. Remodified by Aini